Sabtu, 01 Juni 2013

PRAHARA CINTA ATAU BENCI

Setiap kita dianugerahi sebuah hati yang dapat merasakan banyak warna-warni rasa yang tercipta karena alur kehidupan yang kompleks dan penuh misteri. Rasa itu beraneka. Ada kecewa, senang, sedih, takut, ragu, berani, peduli, kasihan, lega, benci sampai cinta. Tapi bagi aku rasa itu dibagi menjadi dua terminal yang menghubungkan jalan kehidupan, yang satu terminal benci dan yang satu terminal cinta. Rasa-rasa yang lain adalah halte yang biasanya dirasakan dalam waktu yang singkat.
Kalau kata orang, benci dan cinta itu bedanya tipis. Bahkan terkadang kita jadi ambigu menafsirkan perilaku orang yang sedang dilanda kebencian atau kecintaan.
Sederhananya, aku pernah mengenal orang-orang yang tidak mampu menutui rasa cintanya kepada seseorang, sehingga mereka melampiaskannya melalui sikap 'benci'. Ada pun orang-orang yang terlalu lihai menutupi rasa bencinya sehingga mereka mampu menjadi orang yang munafik, yang didepannya berperilaku baik tapi dibelakang merencanakan suatu kebusukkan.
Di sinilah, di sini seseorang dituntut untuk mampu mengendalikan dua terminal yang katanya beda tipis tapi sebenarnya dua terminal itu sangatlah berbeda. Dari asalnya saja sudah berbeda, apa lagi makna dan perilaku yang seharusnya tercermin dari dua terminal itu.
Kita tau bahwa pemilik cinta dan yang mampu menghadirkan rasa cinta di dalam diri seseorang adalah Sang pemilik hati, Allah SWT. Ar-Rahim. Dia menitipkan rasa itu di dalam hati seseorang. Sebenarnya apa sih cinta? dan kenapa cinta harus ada? padahal telah banyak korban berjatuhan atas nama cinta.
Cinta itu ibarat hati yang mampu menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan atau minuman yang kita makan. Cinta berfungsi untuk mengembalikan lagi fitrah manusia dalam kesucian setelah sekian banyak dosa terjalani. Karena cinta mendorong seseorang yang telah melakukan banyak dosa untuk bertaubat, kembali pada Sang Pemilik Hati. Itulah cinta yang hakiki.
Cinta dianugerahkan langsung oleh PemilikNya, maka ia pun akan terjaga dan tercermin sesuai dengan kodratnya. Itulah cinta yang hakiki.
Tak ada alasan untuk menyalahkan cinta pada sebuah perbuatan dosa, perbuatan yang jelas-jelas bertolak belakang dengan cintaNya.
Di sinilah pemahaman tentang cinta harusnya diluruskan dan ditempatkan pada tempat yang tepat. Apresiasinya memang bisa bermacam-macam tapi tujuannya haruslah sama yaitu takwa.
Cinta haruslah selalu bisa membawa orang yang sedang dilandanya justru malah semakin mendekatkan diri pada Allah SWT, ibarat seseorang yang memberikan kado spesial pada orang yang spesial, pasti orang tersebut ingin agar orang yang ia beri kado semakin mendekat padanya, bukan malah berpaling bahkan menggunakan kado tersebut untuk menarik perhatian orang lain. Coba bayangkan jika itu terjadi pada kalian? Di saat kalian memberikan sesuatu yang sangat berharga pada seseorang, tetapi orang itu malah berpaling dan menjauh. Sakit bukan? Maka jangan pernah salahkan cinta jika azab datang disaat kau rasa kau tenggelam dalam cinta, karena itu adalah bentuk kekecewaanNya padamu karena tak menempatkan cinta pada tempat yang benar.
Sedang kebencian bersumber dari syaitan. Rasa benci adalah salah satu rasa yang jika terdapat setitik saja di dalam hati maka ia akan merusak hati itu, seperti sebuah peribahasa 'karena nila setitik, rusak susu sebelanga'.
Tidak banyak yang bisa aku jelaskan tentang rasa benci, karena aku membenci rasa itu, tapi yang pasti benci benar-benar berantonim dengan cinta. perbedaannya seperti langit dan bumi, terlalu banyak.
Namun, satu hal yang bisa kau pastikan ketika hatimu mulai bergejolak dengan suatu rasa yang cukup membuatmu bingung apakah rasa itu benci atau cinta adalah Perasaan Hatimu sendiri. Apakah dampak yang terjadi. Ketenangan atau kegelisahan? Jelas ini sesuatu yang sangat berbeda.
:)

1 komentar: