Senin, 25 Februari 2013

Sabar dan Syukur


Aku hanyalah insan biasa yang punya amanah sama sebagaimana kodrat manusia. diciptakan untuk beribadah kepadaNya dan menjadi khalifah di bumiNya.
Aku hanyalah segumpal daging yang ditiupkan roh olehNya dan diberi bentuk yang sebaik-baiknya.
Aku mendapat kehidupan dengan segala konsekuensi yang telah digariskan olehNya.
Kaki, tangan, mata, telinga adalah modal yang sangat besar yang dianugerahkanNya padaku.
Pikiran, hati dan raga adalah karunia terbaik yang Dia berikan padaku.
Melakukan segala perintahnya dengan sempurna merupakan amal terbaik yang bisa dilakukan oleh seorang manusia di zaman sekarang ini. Tidak melakukan apa yang dilarang olehNya merupakan tingkah terhebat yang bisa dicerminkan oleh seorang manusia di zaman sekarang ini.
Entah apa nama yang cocok untuk menggambarkan keadaan manusia sekarang ini. Kufur atau buta? ku rasa dua-duanya dan terkadang atau lebih tepatnya sering atau mungkin selalu diriku dalam dua keadaan memalukan dan terhina itu. Astaghfirullah..
Aku sadar betul siapa diriku ini. Hanya seorang manusia dengan jenis perempuan yang kalau bukan karena rahmatNya mungkin aku hanyalah kayu yang cepat melapuk.
Aku dengan segala kekuranganku benar-benar ingin sekali meledakkan kelebihanku, memperlihatkan pada orang-orang bahwa setiap mereka adalah bintang dengan segala kekurangannya.
Mungkin salah satu hikmah dari penciptaan antara kelebihan dan kekurangan adalah bahwa hidup ini memang terdiri oleh dua prinsip syukur dan sabar. Ke dua prinsip tersebut berlaku untuk kelebihan-kelebihan yang ada dalam hidup kita maupun kekurangan-kekurangannya..
Syukur identik dengan nikmat dan kelebihan, jika seseorang bersyukur ketika diberi nikmat maka Yang Memberi Nikmat menjanjikan akan menambah kenikmatan kenikmatan lainnya bahkan sebelum orang tersebut memintanya. Subhanallah.. namun, bukan berarti ketika kita dilanda musibah atau ujian lantas kita tak bersyukur. Ketika ujian itu berlangsung sebenarnya kita sedang meng-upgrade diri kita menjadi seorang yang lebih baik, seorang yang terlahir dengan nilai lebih setelah menghadapi pertempuran, ibarat games jika kita berhasil melewati suatu level maka point yang kita punya akan semakin banyak, bukan kah point-point tambahan itu adalah nikmat? Coba bayangkan, apa jadinya jika hidup ini tak ada ujian, kita tak akan naik kelas dan tak ada yang membedakan kita dimataNya lantas hidup ini pun tak akan berwarna seindah pelangi :)
Sabar, sabar itu selalu disangkutpautkan dengan musibah atau ujian. Iya, memang sabar merupakan kunci paling ampuh dalam membuka pintu keluar dari ujian, tapi bukan berarti ketika kenikmatan datang sabar tidak diperlukan lagi, justru ketika kenikmatan itu begitu membahagiakan, sabarlah yang menghindari kita dari kelalaian akibat suatu kenikmatan..
Pengaplikasian ke dua prinsip tersebut memang tidak mudah dilakukan secara sempurna, tapi bisakan dilakukan sedikit demi sedikit, bisakan paling tidak dilakukan pada keadaan-keadaan yang sebenarnya tidak perlu berlebihan dalam menghadapinya.
Ingat, kita punya Allah Yang MahaKuasa, Maha Pemilik Segala Kekuatan. Mintalah padaNya, maka janjiNya akan membuktikan segalanya :)
Innallaha ma ana :)