Sabtu, 28 Januari 2012

amanah membuat pribadi semakin berkembang

Aku mempunyai teman-teman yang begitu menginspirasi. Mereka adalah calon orang-orang hebat dimasa yang akan datang, jika kalian bertemu dengan mereka kalian akan merasa sangat bersyukur mengenal mereka dan dapat mengambil berbagai macam pelajaran hidup dari mereka. Itu lah salah satu hakikat dari hidup adalah sebuah perjalanan, dimana setiap kita pindah atau bergerak ke tempat yang baru kita akan menemui orang-orang yang baru juga, yang bisa jadi lebih baik dari orang-orang yang ada di tempat sebelumnya atau bisa juga lebih tidak baik. Aku bisa mengambil kesimpulan sementara bahwa baik tidaknya tempat kita sekarang berada dapat dilihat dari seberapa baik orang-orang yang ada di tempat tersebut. SMA Negeri 1 Depok, bagiku hingga detik aku menulis blog ini smansa adalah tempat terbaik yang pernah aku 'kunjungi' dalam perjalanan hidup yang baru berumur 18 tahun. Disini aku bertemu dengan orang-orang yang sangat subhanallah. orang-orang yang sangat menginspirasi. Salah satunya adalah sahabat sekaligus saudaraku Nadiya Nurul A. kalau orang-orang bilang dia berisik, pecicilan, kaya anak kecil bagiku itu adalah sikap bijak yang ia tonjolkan agar orang-orang yang mungkin akan mengaguminya lebih karena mengetahui betapa lembut dan dewasanya dia tidak akan terjadi sebelum waktunya. Nadiya adalah seorang akhwat yang kuat,sepeninggalan almh. ibunya ia dengan lapang dada bersedia mengganti peran seorang ibu. Baginya ujian itu adalah sebuah karunia dimana dia dapat belajar jauh lebih banyak tentang arti tanggung jawab atas amanah yang ia terima. Menjalankan peran sebagai anak, murid SMA dan ibu memang tidak mudah, entah berapa kali aku melihat Nadiya menangis karena hal ini, tapi dia tidak pernah mengeluh, sesaat setelah air matanya berhenti mengalir ia dapat dengan cepat tersenyum dan memasang wajah tanpa beban di depan semua orang. Berkaca dari hal ini, aku yang alhamdulillah masih diizinkan oleh Allah untuk bisa lebih lama dapat berkumpul dengan ibu dan ayah seharusnya memanfaatkan keadaan ini dengan baik, terutama dengan cara tidak membuat ibu dan ayah bersedih, mematuhi   perintah ibu dan ayah, membanggakan mereka dan belajar banyak dari keduanya. bukan malah bersantai-santai seakan-akan aku tidak akan dipisahkan oleh mereka. selanjutnya adalah Tadzkia Nurshafira, akhwat satu ini menurutku adalah akhwat tersibuk di dunia (lebay). Kiki (nama panggilannya) selalu aktif dalam setiap organisasi baik mpos atau rohis. kelebihan yang Allah anugerahkan padanya berupa rezeki yang cukup melimpah selalu dimanfaatkannya dengan baik,ia gunakan untuk membantu orang banyak dan membantu banyak acara-acara organisasi yang ia ikuti. Karena banyaknya oraginisasi yang dia ikuti (sampai sekarang) bagiku Kiki adalah remaja yang sangat bertanggung jawab, ia rela memberi waktu 'rumahnya' untuk mengurusi amanah-amanahnya bahkan amanah orang lain. Mungkin kalau Kiki mau memilih bisa saja dia menolak amanah-amanah itu dan fokus pada cita-citanya tapi saudaraku yang satu ini bukanlah orang yang seperti itu, ia adalah akhwat yang paham akan pentingnya amanah dalam hidup, karena memang tak ada manusia yang pantas untuk menolak amanah. Becermin dari sikap tanggung jawabnya Kiki, aku menyadari bahwa orang yang hebat adalah orang yang dapat menjalankan semua amanahnya dengan baik tanpa ada sifat malas apalagi perhitungan. Yang ke tiga adalah teman lamaku yang namanya tidak bisa aku sebutkan disini. Aku sudah cukup lama mengenalnya dan cukup tau apa saja perubahan yang terjadi dari sikapnya sejak pertama kenal hingga sekarang. Dulu bagiku dia memang orang yang hebat karena mempunyai berbagai kemampuan dimacam-macam bidang, namun seiring dengan bertambah pengetahuan kriteria orang hebat bukanlah lagi tentang seberapa banyak keahlian yang seseorang miliki tapi seberapa banyak amanah yang ia jalankan dengan baik. Dulu temanku ini tidak masuk ke dalam dunia organisasi sehingga tidak banyak amanah yang dia terima selama menjadi murid SMA (selain kewajiban belajar) jadi kekagumanku padanya jadi berkurang. Namun, beberapa tahun ke kemudian dia mampu merebut gelar hebat yang tadinya mau aku serahkan ke orang lain. Dia mengambil sebuah amanah yang cukup besar, padahal saat itu aku berpikir bahwa ia belum punya modal yang cukup untuk dapat memikul amanah tersebut, tapi ternyata dia 100% diluar dugaanku, benar-benar menjadi orang yang bijak dan dewasa dari sebelumnya menurutku dia adalah orang yang senangnya hanya main-main. Ternyata Amanah benar-benar membuat pribadi kita semakin berkembang, semakin kaya...

Minggu, 15 Januari 2012

Sudahkah harapan-harapan itu aku wujudkan?



Tepat pukul 7.55 tanggal 6 januari 1994 di sebelah timur pulau jawa tepatnya di kota surabaya, di rumah bersalin kartika jaya seorang anak dilahirkan ke dunia dari seorang wanita yang sangat hebat. 9 bulan sudah calon bayi itu tinggal dalam tempat yang sangat kokoh. 9 bulan sudah wanita hebat itu menjaga dan melindungi tempat kokoh itu, membisikkan kata-kata indah, ayat-ayat suci Al-Quran, dan kalimat-kalimat penuh harapan. Suaranya lembut meski terasa lelah, tangannya halus membelai meski telah seharian bekerja. Sungguh wanita yang hebat, tak heran jika DIA mempercayai rahim wanita ini untuk jadi tempat tumbuhku selama 9 bulan. Perjuangannya melahirkan ku adalah perjuangan paling besar karena  nyawa menjadi taruhannya. Mungkin jika setiap bayi yang lahir ke dunia merasakan sakit yang sama ketika ibu melahirkannya, tak akan ada manusia yang akan menyianyiakan kehidupan yang sangat berarti ini, tapi Allah mahaadil DIA berikan kenikmatan dan rasa bebas pada setiap bayi ketika ia baru dilahirkan ke dunia sebagai sebuah anugerah bahwa setiap bayi yang lahir adalah sebuah harapan.
Kini usiaku telah 18 tahun, seperti halnya tahun-tahun lalu aku selalu berusaha untuk mengevaluasi diriku dan bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Memuhasabah diri sendiri dan kadang mencoba untuk melakukan iqob terhadap kesalahan besar yang  secara sengaja aku lakukan.
Banyak hal yang harus aku benahi diusiaku kini, terutama dalam usahaku mewujudkan harapan-harapan yang datang padaku ketika kelahiranku, menjadi anak yang sholeh, anak yang berbakti kepada ayah dan ibu, anak yang pintar, anak yang berakhlaqul karimah. SUDAHKAH?
Mungkin memang tak ada batasan waktu untuk menwujudkan harapan itu, tapi paling tidak sudahkah aku memenuhi 10%nya saja? sementara aku masih sering menunda-nunda jika ibuku memanggil, masih sering membuat ayah dan ibuku khawatir dan sedih, masih sering dalam keadaan futur, masih sering......
Hhh, butuh tekad yang sangat besar untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan itu.
SEMANGAT 18 TAHUN! :)